Entri Populer

Minggu, 30 Januari 2011

Generator sinkron


 #  Generator Sinkron Turbo

      Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan kon-struksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron. Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan me-dan magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah kumparan (biasa disebut jangkar) tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik.
      Generator sinkron turbo merupakan generator yang penggeraknya berkemampuan tinggi seperti turbin.


#  Stator Sinkron
       Stator sinkron pada generator merupakan gulungan kawat penghantar yang disusun sedemikian rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti besi. Pada penghantar tersebut adalah tempat terbentuknya GGL induksi yang diakibatkan dari medan magnit putar dari rotor yang memotong kumparan penghantar stator.
         Kumparan yang ditempatkan pada alur-alur tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) grup, sehingga menjadi keluaran 3 phasa, dan biasanya disambung sistem bintang (Y). Inti besi stator terdiri dari laminasi-laminasi plat besi yang satu dan lainnya terisolasi dengan vernis atau kertas isolasi (implegnated paper). Tujuan dari laminasi-laminasi tersebut adalah untuk mengurangi besarnya arus pusar (Eddy Current), karena arus pusar ini dapat menimbulkan panas pada inti stator dan akhirnya dapat merusak isolasi kumparan penghantar.


#  Rotor Sinkron
         Rotor pada generator merupakan bagian untuk menempatkan kumparan medan magnit eksitasi. Kumparan medan magnit disusun pada alur-alur inti besi rotor, sehingga apabila pada kumparan tersebut dialirkan arus searah (DC) maka akan membentuk kutub-kutub magnit Utara dan Selatan.
          Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, me-sin dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder gambar 3a.
           Untuk mesin-mesin pembangkit listrik yang biasa untuk putaran tinggi seperti pembangkit termal, kutub magnitnya berbentuk silindris atau seperti pada gambar diatas. Adapun jumlah kutub magnitnya untuk mesin dengan putaran tinggi biasanya sebanyak 2 (dua) buah kutub magnit atau 4 (empat) buah kutub magnit.
         Seperti kita ketahui bahwa untuk membuat kutub magnit pada rotor terse-but adalah dengan sistem elektromagnit, yaitu dengan mengalirkan arus searah pada kumparan. Untuk memberikan arus listrik tersebut atau dengan istilah eksitasi ke rotor dapat melalui media “Slip Ring” atau langsung lewat poros dari mesin eksitasi dengan sistem penyearah.
          Akibat dari arus eksitasi atau penguatan medan magnit tersebut pada rotor dapat menimbulkan adanya arus pusar (eddy current), maka rotor tersebut perlu didinginkan. Untuk mendinginkan rotor generator cukup dengan mengalirkan udara melewati saluran atau rongga-rongga pada sisi kumparan dan intinya secara bersama-sama dengan pendinginan pada bagian stator.
         Agar sirkulasi media pendingin ke rongga-rongga rotor dan stator dapat bersirkulasi, maka pada rotor generator dipasang baling-baling sebagai blower,


*  Sistem Eksitasi
         Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk membuat kutub magnit pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan sistem jaringan besar (infinite bus)
     Ada beberapa jenis sistem yaitu :
          1. Sistem Eksitasi Statik
          2. Sistem Eksitasi Dinamik

           Sistem Eksitasi Statik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformator. Secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut.
          Suplai daya listrik untuk eksitasi mengambil dari output generator melalui excitation transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat arang.
          Untuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui DC regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari baterai.
           Adapun yang dimaksud dengan Sistem Eksitasi Dinamik adalah sistem eksitasi yang sumber suplai arus eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya dipasang satu poros dengan generator.
         Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai eksiternya adalah mesin arus searah (generator DC) atau dapat juga dengan mesin arus bolak-balik (generator AC) kemudian disearahkan dengan rectifier.
        Sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator DC untuk menyalurkan arus eksitasi generator utama dengan media sikat arang dan slip ring serta output arus searah dari generator eksiter melalui sikat arang. Ditinjau dari segi pemeliharaan sistem ini kurang efektif, sehingga mulai dikembangkan dengan system eksitasi tanpa sikat atau disebut “ Brushless Excitation”


#  Fungsi Dan Prinsip Kerja Peralatan Bantu Generator

    *  Sistem Pendingin Generator
        a.  Fungsi Pendingin
           Terjadinya panas pada generator / alternator disebabkan karena adanya Rugi Tembaga dan Rugi Besi. Yang dimaksud dengan rugi tembaga adalah panas yang disebabkan karena adanya arus pembebanan yang mengalir melalui penghantar tembaga stator dan rotor yang besaran dayanya dapat dihitung I2 R.
           Sedangkan rugi besi adalah kerugian yang diakibatkan dari panas yang ditimbulkan dengan adanya arus pusar (eddy current) yang terjadi pada inti stator maupun rotor. Selain panas yang diakibatkan seperti tersebut diatas, juga terjadi panas yang diakibatkan dari gesekan dan angin.
          Panas yang berlebihan diakibatkan dari seperti yang diuraikan diatas pada generator perlu dicegah, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan isolasi penghantar atau terbakar, oleh sebab itu perlu adanya pendinginan. Kerugian-kerugian yang menyebabkan panas tersebut harus diusahakan kecil sehingga tidak lebih dari 2% dari output alternator.


      b. Media Pendingin
          Untuk menyerap dan membuang panas (disipasi) yang timbul didalam al-ternator yang sedang beroperasi dapat menggunakan beberapa media pendingin. Adapun jenis media pendingin yang biasa digunakan meliputi :
               • Udara
               • Gas Hidrogen
               • Air
          Secara alami, semakin besar kapasitas alternator maka panas yang ditimbulkan semakin besar pula. Adapun media pendingin yang paling efektif adalah air, tetapi air banyak kendala yang harus ditangani, disamping instansinya mahal pemeliharaannya pun susah, maka alternator yang media pendinginnya pada bagian stator, sedangkan dibagian rotor menggunakan hidrogen.
             • Kerapatannya cukup besar
             • Daya hantaran panas rendah
             • Koofisien perpindahan panas rendah
             • Kebersihannya kurang


         Pendinginan dengan udara terbatas pada alternator yang berkapasitas kecil atau untuk mesin exciter. Kemudian untuk alternator yang cukup besar kapasitasnya, yang paling sederhana penanganannya tetapi bukan berarti paling mudah, dan efektif dalam penyerapan panasnya dibanding dengan udara adalah dengan gas hidrogen.


* Sistem Pendingin Eksiter
          Eksiter sebagai bagian dari pendukung operasi generator yang berperan memberikan pasok sumber arus searah untuk eksitasi generator utama. Seperti kita ketahui bahwa setiap generator sistem eksitasinya belum tentu sama, ada yang sistem statik dan ada juga sistem dinamik.
           Pada sistem eksitasi dinamik, eksiternya merupakan mesin yang beputar seporos dengan generator utama, yang sistem pendinginannya terpisah dengan generator. Karena panas yang timbul pada eksiter tidak terlalu besar, maka pada umumnya sistem pendinginan eksiter cukup dengan media udara biasa yang didinginkan melewati cooler-cooler yang berisi air.


*  Sistem Pentanahan
          Sistem pentanahan generator merupakan sambungan bintang sistem 3 (tiga) phase yang titik netralnya dihubungkan ke tanah. Yang tujuannya untuk siklus tertutup arus hubung tanah dan proteksi.
Pentanahan titik netral generator pada umumnya jenis pentanahan tidak langsung yaitu penghantar tanah tersebut terhubung dengan Transformator Pentanahan (NGT = Netral Grounding Transformer) dan dihubung paralel dengan Tahanan (NGR = Neutral Grounding Resistance).


* Sistem Proteksi
         Sistem Proteksi generator berfungsi untuk melindungi generator dari adanya gangguan, baik gangguan luar maupun gangguan yang berasal dari dalam, sehingga generator dapat terhindar dari kerusakan. Adapun jenis-jenis proteksi yang biasa terpasang meliputi :


#@* PEMELIHARAAN GENERATOR



# Pemeliharaan Pemeliharaan Generator Sinkron Turbo
      Pemeliharaan generator sinkron sama seperti pemeliharaan pada generator lainnya yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat unit beroperasi, se-hingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar / fatal dan peralatan ter-sebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin.
      Adapun pemeliharaan pada generator yaitu pemeliharaan yang dilakukan terhadap bagian-bagian generator yaitu sebagai berikut :

#  Pemeliharaan Stator
      Stator adalah bagian dari generator utama yang / sangat penting karena dari kumparan medan ini diperoleh tegangan listrik. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan cara perawatan yang tepat sesuai dengan petunjuk (manual instruction).


  Adapun perawatan stator dilakukan meliputi :

- Pembersihan kumparan dari debu, minyak pelumas dan kotoran        kotoran lainnya dengan cara menyemprot dengan udara           kering   kemudian dibersihkan dengan cairan pembersih electric cleaner (vacuum).

- Pemeriksaan pada bagian tepi dari stator jika ada kelainan-   kelainan.
- Pemeriksaan kumparan dari perubahan warna.
- Pemeriksaan slot-slot, pita dan ikatan kumparan serta sambungan dari pada stator.
- Pemeriksaan pada bagian air duck (sistem saringan udara) dari kotoran dan kekeringannya.
- Adapun untuk pengeringanya dan pemanasannya dari stator ada beberapa macam cara:

1. Pemanasan dari dalam (internal heat) Yaitu pemanasan dengan    memberi suplai tegangan DC pada kumparan.
2. Pemanasan dari luar (ekternal heat) Yaitu pemanasan dengan memakai sumber panas dari luar (lampu sorot).
      Apabila sudah dinyatakan kering ukur tahanan isolasi kumparan stator dengan menggunakan alat ukur insulation tester (megger) yang bertegangan 5000 volt. Bila dalam hal ini hasil pengukuran tahanan isolasi kumparan belum memenuhi standar lakukan pengeringan kembali.
      Setelah selesai perbaikan lakukan pengecekan ulang untuk meyakinkan tidak tertinggalnya peralatan pada generator.

# Pemeliharaan Rotor
      Rotor adalah bagian generator utama yang berputar dan terdiri dari satu pasang pole (kutub) yang menghasilkan medan magnet selama ada arus penguatan dari exciter generator. 
   
       Adapun Overhaul mayor pada bagian rotor meliputi :
- Membersihkan kumparan dari debu, minyak pelumas,serta partikel lain dengan penyemprotan udara kering, dan cairan pembersih electric cleaner (vacuum) kemudian dilap.
- Periksa kelainan atau perubahan warna kumparan dan core (inti).
- Lakukan pemanasan kumparan rotor dengan menggunakan Iampu sorot atau udara kering atau dapat pula dengan mengalirkan arus DC pada kumparan rotor, pemanasan ini dijaga pada suhu 60’C ( 140'F ).
- Setelah itu diadakan pendinginan sampai temperature normal.
- Ukur tahanan isolasi kumparan rotor terhadap ground dengan insulation tester yang bertegangan 150 volt.
- Melapisi kumparan dan core (inti) dengan sirlak sampai sempurna (re insulation) pengisolasian kembali.
- Melakukan pemanasan lagi sampai sirlak menjadi kering.
- Untuk mengetahui kekeringan dan kebersihan kumparan maka diadakan test Polarisasi Index (PI) dengan menggunakan insulation tester hingga harga minimum PI > 2.5. 
      Apabila tidak memenuhi tersebut maka dilakukan pembersihan dan pengeringan ulang. Harga PI kumparan rotor dapat diketahui setelah diadakan pengeringan selama l0 menit, yaitu dengan membandingkan tahanan isolasi setelah pemeliharaan dengan tahanan isolasi sebelum pemeliharaan.
# Pemeliharaan PMG Dan Brushless Exciter.
      PMG terdiri dari rotor dan stator. Sedangkan exciter terdiri dari stator, rotor dan rectifier. Karena bagian dari unit ini sudah dibongkar, maka untuk pembersihan dan pengecekannya dapat dilakukan dengan mudah. Untuk pemeliharaan dilakukan sesuai dengan pemeliharaan terhadap generator utama. sedangkan untuk diode ditest dengan rectifier test dan fuse ditest dengan ohm meter. Selain itu fuse dan diode dilapisi dengan sirlak yang transparan. Pemeliharaan terhadap rotor PMG harus hati-hati agar sifat kemagnetannya tidak rusak. Sedangkan untuk pengukuran tahanan isolasi dari seluruh kumparan stator dan rotor cukup dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan dilakukan, menggunakan insulation tester


b. Generator
   4.5 Pemeliharaan Bantalan (Bearing) Generator
        Bantalan berfungsi sebagai penyangga dari pada as rotor melalui bearing yang dipasang pada as. Dalam pemeliharaan bantalan dilakukan dengan pemeriksaan mulai dari kondisi bearing, penyekat isolasi dan bantalan. Apabila terjadi kelainan maka dilakukan pnggantian.
       Pada saat pemasangan kembali dan rotor sudah terpasang maka dilakukan pengukuran tahanan isolasi antara bantalan dengan rotor / as menggunakan insulation tester dan harga tahanannya diharapkan tak terhingga.
        Setelah seluruh pelaksanaan pemeliharaan selesai, maka dilakukan perakitan kembali dari seluruh bagian generator dengan langkah dan cara yang benar, Test Generator Setelah selesai diperiksa dilakukan test generator untuk meyakinkan generator tersebut dalam kondisi baik ataupun tidak yang meliputi :
a. Test Generator Tanpa Beban
Test generator tanpa beban bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya pada:
- Sistem pendingin
- Sistem pengaman, alarm indicator
- Noise (kebisingan)
- Temperatur dan vibration generator
- Tegangan keluaran dan arus penguatan


b. Test Generator Dengan Beban (Pedormance Test)
Test generator dengan beban dilakukan setelah test tanpa beban dinyatakan sempurna. Test dengan beban dilakukan dengan menambah beban secara bertahap hingga mencapi beban maksimum 100% dan ditahan selama kurang lebih 5 menit. Adapun tindakan yang dimonitor adalah:
     - System sinkronisasi baik secara manual maupun automatis
     - System pendingin dan system pelumasan pada bearing
     - System proteksi, alarm indicator
     - Tegangan keluaran dan arus penguatan
     - NOISE (kebisingan)
     - Temperatur bearing dan vibration
     - Fluktuasi (penaikan beban mulai dari beban minimum sampai beban maksimum) 

      Pada saat test operasi generator setelah overhaul harus selalu di ukur ma-salah vibrasinya karena vibrasi yang terjadi adalah penunjukan betul atau tidaknya pengoplingan as generator dengan prime movernya, pemasangan bagian-bagian yang ada pada rotor dan terhadap bearingnya sendiri.
       Dari beberapa point pemeliharaan diatas, ini bertujuan untuk menghilangkan hambatan pada kinerja stator tersebut karena jika bagian stator tidak dilakukan pemeliharaan maka out put yang dihasilkan berkurang.
        Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa klasifikasi, diantaranya pemeliharaan yang biasa dilakukan secara rutin adalah pemeliharaan jenis preventif. Pada umumnya pemeliharaan komponen generator di unit pembangkit termal dilakukan dalam 2 katagori, yaitu :
    - Pemeliharaan yang bersifat Rutin.
    - Pemeliharaan yang bersifat Periodik.


@  Pemeliharaan yang bersifat Rutin
         Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi se-dang beroperasi, yaitu meliputi :
      - Pemeriksaan temperatur belitan stator, bearing, air pendingin, dan sebagainya dilakukan setiap hari.
    - Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan pendingin hidrogen) dalam sekali sebulan.
     -  Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan.
     -  Pemeriksaan tekanan hidrogen, seal oil pump.
     - Pemeriksaan fuse rotating rectifier (Brushless excitation) atau pe-meriksaan sikat arang (Static Excitation / DC Dinamic Excitation).
     Pada dasarnya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada keadaan mesin beroperasi, karena pada mesin-mesin yang besar biasanya sikat arang dipasang tidak hanya satu tetapi ada beberapa pasang dengan cara paralel.
      Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggantian pada kondisi beroperasi, yaitu :
- Terjadinya sengatan listrik atau terbakar.
- Terjadi kontak dengan peralatan yang berputar.
- Lokasi tempat kerja harus bersih, penerangan yang cukup dan diberi     batas.
- Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan pakaian lengan pendek.
- Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada saat kerja.
- Beri catatan (tagging) pada panel kontrol bahwa sedang dilaksanakan pekerjaan penggantian sikat arang.
- Sebelum sikat arang lepas dari rumah sikat arang periksa dan yakinkan bahwa sikat arang yang lain mengontak dengan baik terhadap komutator slip ring.
    - Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lemah atau terlalu keras.
      Bila tekanan kurang baik akan mengakibatkan :
    - Kontak kurang baik.
    - Bergetar.
    - Timbul bunga api.
    - Sikat arang cepat aus.


@  Pemeliharaan yang bersifat Periodik
    Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama operasi dari generator, yang diklasifikasikan :


     - Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam.
     - Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam.
     - Pemeriksaan serius, setiap 32. 000 jam.

       Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya.


1. Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam
   Kegiatan ini dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu baik masalah waktu dan segala persiapan peralatan yang dipakai maupun prosedur serta koordi-nasi dengan bagian-bagian lain yang terkait. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi :
a. Pemeliharaan Permanent Magnet Generator (PMG)
   Dalam pemeliharaan pada PMG dengan cara membuka tutup bagian atas terlebih dahulu dari unit exciter generator karena letak PMG berada dalam tempat yang sama dengan exciter generator.
Pada pemeliharaan ini tanpa melakukan pelepasan dari bagian-bagian dan tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
        -    Pemeriksaan pada bagian rotor PMG dari kotoran
        -    Pemeriksaan pada bagian stator PMG yang meliputi :
1. Perubahan warna pada kumparan dan core.
2. Kelonggaran ikatan kumparan.
3. Kotoran-kotoran seperti debu, minyak pelumas, dll.
4. Kekencangan baut yang ada pada sambungan kabel.
    Selanjutnya melakukan pembersihan dari kotoran yang melekat baik pada stator maupun pada rotor dengan memakai kuas atau kain lap halus yang dibasahi dengan cairan pembersih electric cleaner (vacuum) yang tidak merusak isolasi winding. Untuk pembersihan pada bagian rotor hanya dilakukan pada sisi-sisi yang kelihatan saja karena pelepasan rotor.
b. Pemeliharaan Exciter Generator
    Pengukuran tahanan isolasi dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan Dilakukan dan hasilnya digunakan sebagai perbandingan, yaitu dengan melakukan pengukuran pada stator PMG dan stator exciter dengan menggunakan Insulation Tester ( megger).


Cara pengukurannya adalah sebagai berikut :

- Lepas terminal 1 dan 2 kemudian ukur dengan insulation tester.
- Ukur tahanan isolasi dengan insulation tester pada terminal 1 atau terminal 2 dengan body
- Lepas terminal 5 dan 6 kemudian ukur dengan insulation tester (megger)
- Ukur tahanan isolasi dengan insulation tester (megger) pada terminal 5 dan 6 terhadap body.
c. Pemeliharaan Generator Utama
   Pemeliharaan pada generator utama tidak dilakukan pelepasan rotor, sehingga pemeliharaan rutin harian / mingguan meliputi :
       - Penggantian saringan udara pendingin generator.
       - Pemeriksaan bocoran pada saluran air pendingin.
       - Pemeriksaan unit saluran pendingin.
      - Pemeriksaan dan pembersihan pada bagian saluran yang ada pada connection box generator yang berada dibawah generator utama dengan membuka tutup connection box terlebih dahulu dan mela-kukan pekerjaan seperti pengencangan baut, pembersihan dari de-bu, pengukuran tahanan isolasi pada kumparan stator dengan insu-lation tester dan harga tahanannya diatas 13,8 MΩ (13.800 x 1000Ω).
      Setelah pekerjaan selesai dan sebelum penutupan kembali, dilakukan pen-gecekan ulang untuk meyakinkan bahwa tidak ada peralatan atau benda lain yang tertinggal di dalam unit generator.
2. Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam
     - Pemeriksaaan ruang bakar turbin ( Cek dan ganti sparepart).
     - Meger generator atau meger kabel 11 KV.
1. Nilai Lilitan Generator (MΩ).
2. Tahanan kontak minyak trafo.
     - Meger belitan trafo (MΩ).
     - Pengecetan bodi trafo.
     - Pembersihan bushing- bushing trafo 70 KV.
     - Pembersihan bushing- bushing PMT 70 KV.
     - Pengecekan dan pembersihan trafo 1l,5 KV.
     - Membersihkan filter udara pendingin generator.


3. Pemeliharaan Setiap 32000 Jam Jalan (Overhaul Mayor)
    Overhaul mayor adalah selain pemeliharaan yang dilakukan terhadap ba-gian yang dilakukan pada waktu overhaul minor, juga terhadap semua peralatan yang berhubungan dengan generator. Pada pemeliharaan overhaul mayor dilaku-kan pelepasan rotor dari stator.
Adapun sebelum mengeluarkan rotor, terlebih dahulu menutup aliran pe-lumas ke bearing dan mengukur tahanan isolasi pada seluruh kumparan stator, ro-tor dan diode yang ada untuk mengetahui besaran harga isolasi sebelum dan sesu-dah pemeliharaan.
       Pelaksanaan pelepasan rotor dari stator dilakukan oleh beberapa ahli yang berpengalaman. Rotor ditarik keluar sedikit demi sedikit dengan bantuan seling tracker dan moving hoist yang ada. Ketika mengeluarkan rotor tidak boleh ada paksaan dan selalu menjaga jarak antara rotor dan stator sehingga rotor tidak tertumpu ataupun menggesek pada bagian stator.
       Setelah rotor keluar dari stator, rotor ditempatkan pada tumpuan gawang yang diletakkan sedemikan rupa sehingga tidak mengganggu pada kumparan stator.